
Bersama Ustadz Abu Dihya Al Mubarrok
Orang tua seringkali tidak menyadari bahwa setiap detik yang berlalu dalam hidup ini tidak akan pernah kembali sampai hari kiamat. Waktu terus berjalan tanpa henti, dan tanpa kita sadari, anak-anak kita tumbuh besar dari hari ke hari. Jangan harap menanam ilalang akan tumbuh padi. Seperti halnya tanaman yang membutuhkan pupuk, air, dan sinar matahari untuk tumbuh sempurna, begitu pula anak-anak mereka butuh pendampingan, penjagaan, dan perhatian penuh.
Jika tanaman dibiarkan tumbuh liar, maka hasilnya pun liar. Maka kedurhakaan anak di masa depan kerap kali merupakan buah dari kelalaian orang tuanya di masa lalu.
Anak: Nikmat yang Agung dan Amanah yang Besar
Allah ﷻ menyebut anak sebagai perhiasan kehidupan dunia:
“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia…”
(QS. Al-Kahfi: 46)
Anak adalah nikmat yang sangat besar, namun banyak orang yang menyia-nyiakannya. Seringkali nikmat baru terasa sebagai nikmat setelah ia hilang. Maka bersyukurlah bagi mereka yang dikaruniai anak, dan syukur sejati adalah dengan mendidik anak sesuai dengan yang Allah kehendaki.
Pendidikan yang Allah Kehendaki, yaitu:
1. Pendidikan Sejak Dini, Sesuai Fitrah
Setiap anak lahir dalam keadaan suci, membawa fitrah tauhid dan kecenderungan kepada kebaikan. Nabi ﷺ bersabda:
“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Mendidik anak sesuai kehendak Allah artinya membimbingnya sesuai fitrahnya, bukan melawannya. Masa kecil adalah masa emas untuk membentuk akidah, akhlak, dan karakter.
2. Orang Tua adalah Faktor Penentu
Bukan hanya sekolah atau guru yang bertanggung jawab, orang tua adalah penentu utama dalam pembentukan karakter anak. Maka, Allah perintahkan para orang tua untuk menjaga keluarganya:
“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.”
(QS. At-Tahrim: 6)
Hak Anak atas Orang Tuanya:
1. Memilihkan ibu yang baik (shalihah)
Sebelum anak lahir, kebaikannya sudah ditentukan dari pilihan ayahnya atas ibu yang shalihah.
2. Memberi nama yang baik
Nama adalah doa dan identitas. Nabi ﷺ menganjurkan memberi nama-nama yang baik.
3. Mengajarkan Al-Qur’an sejak kecil
Nabi ﷺ bersabda:
“Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.”
(HR. Bukhari)—–
3. Berbuat Baik Sejak Sebelum Memiliki Anak
Persiapan menjadi orang tua dimulai jauh sebelum anak lahir. Seorang calon ayah dan ibu harus memperbaiki diri, memperkuat ibadah, memperdalam ilmu agama, dan membangun rumah tangga yang diridhai Allah.
4. Ajarkan Anak Berbakti karena Allah
Anak wajib berbakti kepada orang tua bukan semata karena jasa orang tua, tetapi karena Allah yang memerintahkan. Al-Qur’an berkata:
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu…”
(QS. Al-Isra’: 23)“…jika salah seorang dari keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka jangan sekali-kali kamu mengatakan kepada mereka perkataan ‘ah’, dan janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.”
(QS. Al-Isra’: 23)
5. Selalu Hubungkan Anak dengan Allah
Ketika anak meminta sesuatu yang tidak mampu kita penuhi, jangan mematahkan semangatnya. Ajarkan mereka bergantung kepada Allah dengan berkata:
“Nak, kalau Allah mudahkan, pasti bisa.”
Ini akan menanamkan tauhid dan sikap tawakal dalam hati anak sejak kecil.
6. Kebaikan yang Ditanam Akan Berbalik Kepada Kita
Semua kebaikan yang kita tanamkan kepada anak akan kembali kepada kita. Firman Allah:
“Dan kebaikan apa pun yang kamu kerjakan, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui.”
(QS. Al-Baqarah: 215)
Nabi ﷺ juga bersabda:
“Jika manusia mati, terputuslah amalannya kecuali tiga: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakannya.”
(HR. Muslim)
7. Didik Anak dengan Ruh, Bukan Hanya Jasmani
Kalau burung saja sayang kepada anaknya, bagaimana mungkin manusia tak punya kasih sayang?
“Dan tidaklah Allah menjadikan kasih sayang melainkan untuk hamba-hamba-Nya yang beriman.”
(QS. Maryam: 96)
Anak tidak hanya butuh makanan dan pakaian, mereka juga butuh ruhiyah: perhatian, kasih sayang, dan keteladanan. Jangan biarkan tubuh anak tumbuh besar tapi jiwanya kering dan hampa dari nilai-nilai Islam.
8. Nikmat yang Tidak Dirasakan Kecuali oleh yang Kehilangannya
Banyak orang baru sadar betapa berharganya anak setelah mereka kehilangan. Maka jagalah amanah ini dengan sungguh-sungguh, sebagaimana Allah berfirman:
“Sesungguhnya harta-harta kalian dan anak-anak kalian adalah fitnah (ujian).”
(QS. Al-Anfal: 28)
Mendidik anak seperti yang Allah mau bukan sekadar tugas, tapi ibadah besar. Ini adalah jalan menuju surga, bukan hanya untuk anak, tapi juga untuk orang tuanya.
Mari kita jaga nikmat ini. Tanamlah padi, bukan ilalang. Didiklah anak-anak kita dengan pendidikan Islam, bukan karena dunia, tapi karena Allah yang memerintahkannya. Dan yakinlah, apa yang ditanam hari ini akan dituai kelak, baik di dunia maupun di akhirat.
Wallahu a’lam bish-shawab
Semoga Allah mudahkan kita menjadi orang tua yang mendidik seperti yang Dia kehendaki.
Div. Humas An-Najah
