Menjadi Guru Rabbani bersama Ustadz Zainal Abidin, Lc, MM

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلا مِنْ ثَلاثَةٍ : إِلا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

 

“Jika manusia mati, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: (1) sedekah jariyah, (2) ilmu yang diambil manfaatnya, (3) anak shalih yang selalu mendoakan orang tuanya.” (HR. Muslim, no. 1631)

 

Guru merupakan salah satu komponen pendidikan yang utama dari beberapa komponen pendidikan lainnya, seperti kurikulum, sarana dan prasarana, lingkungan, evaluasi pendidikan dan lainnya.

Bagaimana seorang guru menjadi guru? Apakah sekedar kewajiban mengajar? Melaksanakan tugas? Atau hanya sambilan untuk menambah pendapatan dan atau sekedar menunggu lowongan kerja yang lain?

Kembali kepada niat dan hati.

Namun, terkadang para pendidik/guru dibebankan dengan standar yang berlaku dan harus memenuhi sesuai kurikulum, semua mengejar materi pelajaran dengan fokus pada mengajar sesuai ketentuan.

Akibatnya banyak peserta didik tidak dapat menerima dan memahami materi pelajaran, guru menjadi otoriter dan menyebabkan situasi yang tidak nyaman dlm proses belajar mengajar, bahkan ada peserta didik yang terluka perasaan dan hatinya. Kekerasan, baik verbal maupun non verbal, tidak akan membuat peserta didik kita berubah mental dan sikapnya, malah dia akan menjadi tambah jauh dan sulit memahami pelajaran.

Mulailah melakukan metode pembelajaran dengan Model pembelajaran, Strategi pembelajaran, Metode, Pendekatan dan Tehnik mengajar yang lebih menyenangkan dan menggunakan “hati’.

*Ketahuilah, didalam tubuh itu terdapat segumpal daging, Apabila dia baik, Maka baik pulalah seluruh tubuhnya, Dan apabila rusak, maka rusak pulalah seluruh tubuhnya, Ketahuilah itu adalah Hati. (HR. Bukhari & Muslim)

Karena setiap peserta didik memiliki kemampuan dan kepekaan yang berbeda, jangan sampai mendzolimi peserta didik dengan kaku fokus pada ketentuan dan peraturan, pendekatan kepada anak untuk mengetahui bakat minat dan sebagai acuan metode atau teknik untuk menyampaikan pelajaran kepada seriap peserta didik.

Menjadi guru yang Rabbani merawat ilmu dengan ilmu, terus menjaga ilmu dan terus belajar dan mengajar

 

Barakallahu fiik