Kolaborasi Project Based Learning dan Problem Based Learning Memaksimalkan Pembelajaran Santri SDIT Sunnah An-Najah dalam Proyek Memperbaiki Jalan

Pendidikan abad ke-21 menuntut penerapan model pembelajaran yang mampu menumbuhkan kreativitas, kemampuan berpikir kritis, kerja sama, dan komunikasi efektif. SDIT Sunnah An-Najah merespons tantangan ini dengan mengintegrasikan dua pendekatan pembelajaran aktif, yaitu Project Based Learning (PjBL) dan Problem Based Learning (PBL), dalam sebuah kegiatan nyata: proyek memperbaiki jalan. Proyek ini menjadi media konkret dalam menyatukan nilai-nilai akademik, sosial, dan spiritual dalam proses pendidikan santri.

Project Based Learning adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses pembuatan suatu produk sebagai hasil dari pembelajaran jangka panjang dan kolaboratif. Sementara itu, Problem Based Learning berfokus pada pemecahan masalah nyata yang menantang kemampuan analisis dan sintesis peserta didik.

Kolaborasi kedua metode ini memungkinkan santri untuk tidak hanya membangun (aspek PjBL) tetapi juga memecahkan tantangan nyata dalam proses pembangunan (aspek PBL), seperti perencanaan anggaran, pengukuran, pengelolaan sumber daya, hingga menyusun solusi terhadap kendala lapangan.

Implementasi dalam Proyek Memperbaiki Jalan
Proyek membangun jalan yang dilaksanakan di lingkungan SDIT Sunnah An-Najah dirancang sebagai sarana pembelajaran multidisipliner. Santri tidak hanya melakukan pekerjaan fisik, tetapi juga diajak berpikir kritis dan islami terhadap proyek tersebut.

Tahapan pembelajaran meliputi :

  1. Identifikasi Masalah (PBL)
    Santri diajak menganalisis kebutuhan akses jalan di sekitar sekolah. Mereka berdiskusi: “Mengapa jalan ini perlu diperbaiki?” dan “Apa dampaknya bagi warga dan sekolah?”
  2. Perencanaan dan Desain Proyek (PjBL)
    Santri bekerja dalam tim untuk merancang jalan sederhana: menentukan panjang, lebar, material yang dibutuhkan, dan biaya. Guru berperan sebagai fasilitator, mendorong pemikiran kreatif dan bertanggung jawab.
  3. Pelaksanaan Proyek
    Proses pembangunan dilakukan bersama, melibatkan kegiatan ukur tanah, pencampuran material, dan pengawasan proyek. Nilai-nilai kerja sama, ketekunan, dan amanah ditekankan.
  4. Refleksi dan Evaluasi
    Setelah proyek selesai, santri melakukan refleksi: apa yang telah mereka pelajari, masalah apa yang mereka temui, dan bagaimana menyelesaikannya. Ini memperkuat keterampilan metakognitif dan evaluatif mereka.

Beberapa manfaat kegiatan kolaborasi ini adalah:

  1. Peningkatan Kemampuan Interdisipliner: Santri belajar matematika (pengukuran & hitungan), sains (material dan kekuatan tanah), sosial (kerja sama), dan agama (akhlak dan adab dalam bekerja).
  2. Pembentukan Karakter Islami: Santri dilatih jujur, disiplin, kerja keras, dan peduli lingkungan.
  3. Pembelajaran Kontekstual dan Bermakna: Proyek ini memberi pengalaman nyata yang relevan dengan kehidupan sehari-hari, sehingga ilmu tidak bersifat teoritis semata.
  4. Pemecahan Masalah Secara Islami: Masalah yang timbul diselesaikan dengan musyawarah dan pendekatan Qurani, membentuk karakter santri yang cerdas dan berakhlak.
  5. Pembelajaran bermakna : menjadikan kegiatan ini sebagai kegiatan menyenangkan dan bermakna yang akan terus melekat dalam diri santri dan menjadi kenangan baik.

Kolaborasi antara Project Based Learning dan Problem Based Learning dalam proyek memperbaiki jalan di SDIT Sunnah An-Najah menjadi bukti nyata bahwa pembelajaran efektif bukan hanya dari teori di kelas, tetapi juga dari pengalaman langsung. Dengan pendekatan ini, santri tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga matang dalam karakter dan kepedulian sosial, sesuai dengan visi sekolah: mencetak generasi beriilmu dan bertauhid. Alam adalah ciptaan Allah, sudah sepatutnya manusia menjaganya dari kerusakan sehingga banyak manfaat yang bisa didapatkan.


_______________________________

Eksekutor
Santri kelas 2C SDIT Sunnah An-Najah di bawah bimbingan Mu’allimah Mayang Murni, M. Pd., Gr

 

(Mayang Murni, M. Pd., Gr)